Bali – Desa Jatiluwih terpilih sebagai 55 desa wisata dengan predikat baik atau Best Tourism Villages dari PBB. Desa ini memiliki panorama sawah berundak. Bule Salfok adalah istilah yang merujuk pada wisatawan mancanegara yang tertarik dengan keunikan budaya dan pemandangan di desa-desa wisata Indonesia, salah satunya adalah Desa Wisata Jatiluwih. Desa ini terkenal dengan sawah teraseringnya yang menakjubkan dan sistem irigasi tradisional Subak yang telah diakui sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO. Penghargaan dari PBB ini menandakan pengakuan internasional terhadap upaya pelestarian budaya dan alam yang dilakukan oleh masyarakat setempat.
Salah Satu Alasan Mengapa Desa Wisata Jatiluwih Bisa Meraih Penghargaan
Desa Wisata Jatiluwih dikenal karena keindahan sawah teraseringnya yang menakjubkan dan sistem irigasi tradisional Subak yang diakui UNESCO sebagai Warisan Dunia. Terletak di Tabanan, Bali, desa ini menawarkan pengalaman budaya yang autentik dengan panorama alam yang memukau. Wisatawan dapat menikmati trekking di area persawahan, mempelajari praktik pertanian lokal, dan merasakan keramahan penduduk setempat. Jatiluwih juga berperan penting dalam pelestarian tradisi dan lingkungan, menjadikannya destinasi yang menarik bagi pencinta alam dan budaya.
Aktifitas Yang Banyak Di Lakukan Oleh Masyarakat Desa
Aktivitas yang banyak dilakukan oleh masyarakat desa umumnya berkaitan dengan sektor pertanian, peternakan, dan kerajinan tangan. Berikut adalah beberapa aktivitas utama:
- Pertanian: Mayoritas masyarakat desa terlibat dalam kegiatan bercocok tanam, seperti padi, jagung, sayuran, dan buah-buahan. Pertanian menjadi sumber penghidupan utama dan aktivitas sehari-hari yang melibatkan banyak anggota keluarga.
- Peternakan: Selain bercocok tanam, peternakan juga menjadi pekerjaan yang umum. Masyarakat desa sering memelihara ternak seperti sapi, kambing, ayam, dan bebek untuk kebutuhan konsumsi dan ekonomi.
- Perikanan: Di desa yang dekat dengan perairan, seperti sungai atau danau, aktivitas perikanan baik itu penangkapan ikan maupun budidaya ikan air tawar menjadi kegiatan sehari-hari.
- Kerajinan Tangan: Beberapa desa dikenal dengan kerajinan tangan khas, seperti anyaman, tenun, dan ukiran. Kegiatan ini tidak hanya menjadi sumber penghasilan tetapi juga pelestarian budaya lokal.
- Gotong Royong: Aktivitas sosial seperti gotong royong sering dilakukan untuk membangun infrastruktur desa, membersihkan lingkungan, atau kegiatan sosial lainnya yang memperkuat kebersamaan antar warga.
- Kegiatan Keagamaan dan Adat: Masyarakat desa sering terlibat dalam kegiatan keagamaan dan adat istiadat, seperti perayaan hari besar agama, upacara adat, dan kegiatan keagamaan rutin.
- Kegiatan Pendidikan: Meski terbatas, kegiatan pendidikan seperti sekolah dan kursus keterampilan sering diadakan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan warga desa.
- Perdagangan Lokal: Sejumlah masyarakat desa terlibat dalam perdagangan, baik itu menjual hasil bumi di pasar lokal maupun produk kerajinan.